Pesan pedoman paman Guru

Sunday, April 1, 2018

Pesan pedoman paman Guru

Pesan pedoman paman Guru

PADA masa kita buat keputusan mahu masuk belantara berpuaka, ingat pesan pedoman  ini “Jangan berduka. Usah kehilangan muka. Kelihatan gagal itu biasa. Namun perkataan “gagal” tiada dalam kamus orang Islam yang kaya jiwa.

Usah menyalahkan sesiapa saat kalah. Usah bertelagah. Diam-diam undur beberapa langkah. Bukan menyerah. Cuma mencari arah untuk lebih terserlah.

Menjadi terkenal adalah pedang bermata dua. Ada masa dia menghiris luka tangan pemain pedang saat alpa. Orang berkata, menghina seolah kita tampil telanjang di hadapan dunia.

Usah lari. Usah sembunyi. Ketap bibir dan berdiam diri. Kekal berdiri di laman pemberitaan buruk pada hari yang teruk saat halintar kuat berbunyi.

Usah terkucil sambil berdiri. Beranikan diri. Kembali rebut kendali diri hidup mandiri. Putuskan untuk mulai kembali.

Demikian pesan saya pada para usahawan dalam satu sesi pertemuan bicara santai di Jakarta, Indonesia.

Bina obsesi diri

Tulis manifesto diri. Itu yang paling utama. Tulis supaya kita bangga dengan usaha keras yang bakal kita lakukan.

Tulis supaya kita merasa terinspirasi dan bisa berfikir jernih. Cari tempat untuk mulai meluruskan hidup kita.

Jadikan obsesi hidup bersih, komitmen terhadap manifesto diri, bangunkan kembali hidup dari keberantakan masa lalu dan bina masa depan gemilang bercahaya.

Kembali pada energi masa kecil dahulu. Sentiasa bertenaga untuk berjaya. Rangkul obsesi mahu sukses.

Jalan menuju kesuksesan itu panjang dan berliku. Apa yang utama, berada pada landasan benar menuju destinasi.

Usah hanyut dalam ledakan emosi orang lain. Usah juga ambil pusing tentang reaksi orang lain. Usah tergoda melakukan aktivitas yang mendatangkan masalah.

Jadi sosok kuat yang tidak akan mengalah. Bebas dari perilaku destruktif. Jauh dari ketegangan mental.

Bangunkan kegeniusan dalam diri. Tarik orang lain yang semirip dengan kita. Mereka yang mahu berlari, mendaki dan terbang tinggi sama macam kita.

Peluang dan kesempatan yang dulu tidak kita temui, datang berterbangan menunjukkan muka, menunggu kita sukses diri serta siap berkongsi berbagi dengan ramai orang lagi.

Tiga situasi diri

Apakah punca ada orang dapat melakukan sesuatu yang luar biasa sedangkan ada orang sekadar lakukan sesuatu biasa biasa sahaja?

Jawabnya, apabila kita mudah merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan setiap hari. Pergi pulang berulang-ulang tanpa ada peningkatan. Sejak usia berhingus, kita senyum saat orang kata “bagus”. Dan kita mula hangus.

Fakta nyata, banyak lagi peluang terhidang dan kita melepaskannya tanpa ada rasa penyesalan lantaran diri sudah hilang keterujaan mahu terus buat peningkatan. Orang sukses selamanya hari ini lebih baik dari kelmarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Diri manusia selalu terkepung pada tiga situasi. Dari situasi pertama, terperusuk dalam mimpi tidak pasti kepada situasi ketiga, punya obsesi yang jelas sekali bawa idea ke pasar sampai terima inbois berkali-kali dan mula terbina diri jadi jutawan dan miliarder (billionwan).

Apakah situasi itu? Pertama, situasi berhenti mengejar mimpi-mimpi besar. Ramai orang dalam lingkungan memandang sinis perli pada apa yang kita tujui. Mereka kata mengada-ngada dan ia mustahil. Kita mulai mempercayai omongan mereka.

Kedua, kita ada visi yang jelas. Cuma, kita suka mendapatkan validasi pandangan balas dari orang lain terlebih dahulu. Kita perlukan kata orang sebagai bahan bakar tambahan bagi melonjak laju ke destinasi kesuksesan. Berada pada jalur benar, cuma lambat bangat untuk sampai.

Ketiga, siap siaga untuk bangkitkan kembali semangat mahu sukses. Sedia bangkitkan raksasa baik dalam diri. Kekuatan dahsyat yang sedia terpendam selama ini.

Dunia orang obsesi

Kita bertanggungjawab atas kesuksesan diri sendiri dengan izin Tuhan pencipta langit dan bumi serta seluruh isinya.

Ramai orang akan hulur tangan simpati, jika kita orang baik. Ramai orang akan beri telinga untuk kita berkeluh kesah, jika kita bernasib baik ada teman yang sudi beri kata dorongan baik.

Hubaya hubayalah. Saat kita tumbang, tiada orang akan beri “energi emosional” angkat kita kembali. Tiada orang yang ada kapisitas kewangan cukup bantu kita semula. Tiada orang yang akan turut merasa hiba menagisi duka kita berlama lama.

Kita adalah kita. Kondisi kacau bilau itu akan kekal begitu apabila kita tidak bangkit segera. Kita akan mati dalam duka lara di belantara berpuaka apabila kita tidak bangkit menempa sejarah baru.

Bagaimana caranya? Katakan kita boleh melakukannya. Kita harus melakukannya. Kita lakukan sekarang. Now.

Jadi obses. Rasukan positif untuk sukses. Tidak cukup sekadar tanggung beres. Berusaha 12 jam sehari sehingga semua perkara teratur sukses.

Inspirasikan orang lain. Buat perbedaan di planet ini. Bimbing dan dukung ramai orang lagi tuju destinasi. Tiba-tiba kita dapati sedang berada dalam dunia orang-orang yang terobsesi. Berputar dalam orbit pilihan hati.

***Roslan Ab Hamid menulis catatan ini dari Lantai 28, kantor perusahaan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Beliau boleh dihubungi di FB: Roslan Ab Hamid.



sumber: sinarharian

0 comments:

Post a Comment