Sanggar Bisnes: Tinggikan santun bicara
MINGGU ini saya berada di Yogyakarta. Kota berhati nyaman. Kita bercakap tentang nilai hidup. Penting untuk pasak kukuh bina kekuatan kepada pendiri bisnes supaya kekal berlari dan terbang tinggi untuk capai destinasi.
Buang ego. Tingalkan ia di muka pintu. Ia penghalang antara diri sekarang dan diri pada masa depan. Sedar diri. Kebenaran untuk terus daki tangga kesuksesan ada dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Apa lagi yang kita mahu. Saat masa, berhasil menakluk ego, seluruh gelap ber-ubah menjadi cahaya terang. Bina landasan kukuh dan lebar. Itu asas kejayaan.
Gunakan apa yang ada. Modal diri lebih utama. Ia permulaan pada pendakian kesuksesan hidup manusia. Sebaik ada modal diri, kita akan teruja mencari modal ilmu dan modal skill. Dengan upaya disiplin, kita bakal temui modal orang. Di mana orang berhimpun, di situ wang berkumpul.
Susulannya, modal material akan datang menunjukkan muka sebaik tiga modal pertama, watak, ilmu dan skil berkumpul . Dengan adanya disiplin, ia menjadi kenderaan laju ke landasan juara.
Kehidupan ini tidak bergaris lurus. Dalam air mata, kita bakal temukan tawa. Carilah hikmah pada puing-puing kesulitan yang tampak membawa bencana depan muka kita. Carilah jawapan pada setiap pertanyaan, saat kesulitan mendatangi diri.
Kesedihan datang bagaikan air banjir, menyapu bersih semua yang lama. Sesuatu yang bersarang dalam dada dan menghiasi duka dari tubuh kita. Dengan basuhan sedemikian, ia bawa kegembiraan masuk ruang waktu hidup yang kita dambakan.
Keluar dari lingkaran waktu. Masuk dalam lingkaran kasih sayang. Saling memberi, berbagi dan berkongsi. Ia rahsia untuk kaya dan berjaya. Berhenti merasa kerdil.
Kesedihan umpama musim luruh. Daun menguning gugur dari ranting hati. Pada setiap kesulitan datang kemudahan. Sesungguhnya pada setiap kesulitan da-tang kemudahan. Penderitaan dan kesulitan adalah hadiah. Ia rahmat tersembunyi. Usah merasa puas mendengar kisah orang lain. Ungkapkan kisah kita sendiri. Usah merasa pandai asyik mahu mengubah dunia. Jadi manusia bijak yang kepingin mengubah diri.
Cabut akar busuk. Untuk apa? Agar-akar baru yang selama ini bersembunyi di baliknya akan punya ruang untuk tumbuh terobos bumi. Kukuhkan pasak untuk kita terus berdiri, berlari dan mendaki serta mampu bersayap lagi upaya terbang tinggi. Ingatlah. Kesedihan apa pun yang luruh dari hati, itu petanda hal yang jauh lebih baik bakal ambil alih tempatnya.
Cari pembimbing
Tanpa pembimbing dalam perjalanan, hidup penuh sengsara. Ketakutan dan bahaya. Berilah kehidupan detik masa belajar kembali. Paling kurang 5 jam seminggu. Berapa banyak pemenang yang sukses hidup tanpa ketenteraman spiritual dan kejujuran.
Rasa sakit yang datang bertamu seketika itu adalah penyampai pesan. Apa jua yang pernah melukai adalah rahmat yang bakal datang menyembuhi. Dengar seketika, dan kita akan menyedari rahmat Tuhan sedang turun mengugurkan bunga cinta kasih dan pengabdian yang mewah buat kita.
Usah terus terpenjara dalam luka dan air mata. Lihat dengan mata hati, pintu sukses sedang terbuka luas buat kita. Rupanya pada tempat luka itu bagaikan jendela , tempat cahaya masuk memenuhi ruang jiwa. Ceriakan suasana hati (mood). Sesaat kita merasakan kegembiraan yang damai, itu tanda kesuksesan sedang mendekat.
Hidup tidak perlu terburu. Hidup tidak perlu tergesa. Hidup perlu terus bergerak. Jadi umpama sungai. Mengalir damai tanpa henti. Air sama air, sampah akan ketepi jua.
Dalam rajin berusaha usah tinggalkan doa. Ia dayung dua tangan. Sederap seirama. Usaha tanpa ada rasa jenuh jemu pada jiwa. Doa agar dikembalikan kedamaian jiwa. Pada masa kita melakukan sesuatu dari jiwa, kita akan merasakan sungai kegembiraan mengalir dalam diri.
Senyum terindah muncul dari mereka yang pernah menangis. Ratapan hati yang terluka adalah pintu menuju Tuhan. Diam. Ketap bibir dan hati akan jadi umpama lembah. Boleh takung hikmah. Makin kita diam. Makin dapat mendengar jawapan Tuhan pada setiap permintaan.
Kukuhkan jiwa. Percaya ada segudang anugerah besar bakal datang bertandang. Hati kita luas dan dalam. Ia umpama lautan. Menerima dan menyerap segala perbuatan. Ia simpan sejuta cerita. Penuh misteri dan rahsia abadi.
Jadi hujan damai dan menenangkan. Cuci apa yang kotor. Di mana pun kita berdiri, jadilah jiwa pada tempat itu. Seterang mana sekalipun cahaya rembulan, ia bergantung pada jendela yang kita buka. Tanpa jendela terbuka, kamar kita akan gelap gulita buat selamanya.
Ada dua pilihan. Dua-duanya tidak ber-ujung pandang. Pertama, kejar dunia. Gemerlapan. Dan kita bakal jadi kelkatu, mati pada limpahan cahaya lampu.
Kedua, kejar ilmu pengetahuan. Kita akan dahaga. Ia perjalanan mengembalikan kekuatan dan cinta kedalam hidup kita. Semerbak mewangi.
Bagi pemburu ilmu, ia jalan tidak pernah berujung. Langkahkan kaki. Saat kita mula melangkah, jalan akan mula terbentang. Dan kita terus berjalan. Usah pandang kejauhan dengan rasa takut. Usah malu dan ragu. Bangkit segera. Dunia yang kita impikan tidak dapat diterokai dengan rasa takut dan terburu. Usah hanya menunggu. Pergi ke luar. Rasakan dunia. Sentuh lah pelangi. Bawa dia dalam sanubari. Menyelamlah di lautan. Nikmati dunia milik Tuhan. Lihat bintang di langit tinggi. Saat kita mahu memetik bintang, tangan kita tidak akan kotor dek lumpur di bumi.
Hidup ini mudah. Apabila roti dan nasi yang kita cari, itulah yang bakal kita temui. Kita akan kenyang. Apabila jiwa yang kita cari, kita bakal menemukan jiwa. Kita akan tenang.
Penulis: Datuk Roslan Ab Hamid ialah Training Advisor dan Digital Marketing Consultant kepada beberapa perusahaan besar di Indonesia. Semasa menulis artikel ini beliau berada di Kendari Sulawesi.
sumber: sinarharian
0 comments:
Post a Comment