Paip bocor punca bekalan air terjejas
BALING - Perusahaan Air Darul Aman (Sada) memperkirakan banyak kebocoran dalam pipa untuk mempengaruhi pasokan di wilayah Kampung Weng Dalam
Sebelum itu, Sada mengadakan pertemuan dengan perwakilan warga Weng Dalam untuk mencari solusi atas masalah penyediaan air bersih yang dihadapi oleh penduduk.
Sada diwakili oleh Petugas Hubungan Masyarakat Sada, Rofedi Sulaiman, Manajer Kawasan Timur, Muhammad Shofe Abdullah dan tiga lainnya.
Diketahui bahwa Muhammad Shofe pertama kali diangkat pada tanggal 15 Oktober untuk memecahkan masalah pasokan air di Kabupaten Baling dan Sik.
Rofedi mengatakan bahwa kebocoran pipa diyakini disebabkan oleh peningkatan jalan dan pipa dengan kendaraan berat.
Menurutnya, Sada bagaimanapun akan melakukan studi terperinci untuk mengidentifikasi penyebab sebenarnya.
"Diharapkan akan ada banyak kebocoran pipa di wilayah Weng dan Sada akan menemukan solusi untuk memulihkan keadaan sesegera mungkin.
"Insyaallah dalam waktu dekat warga di daerah Weng akan mendapatkan persediaan air," katanya kepada Sinar Harian di sini kemarin. [1945992]
Kemarin surat kabar tersebut melaporkan penduduk Kampung Weng Dalam di dua lokasi untuk mendesak pemerintah negara bagian dan
Menurut Rofedi, permukaan permukaan di daerah Weng yang tidak rata antara faktor-faktor lain masalah pasokan air terjadi.
"Kawasan "Tapi tekanan air dari kolam bukit berikutnya mengalir ke sisi tekanan rendah Hillside Pump House." [1945992]
Rofedi berkata, itu karena jumlah air di kolam Bukit Sebelah akan dipasok ke rumah pengguna yang berkurang. [1945992]
"Air di kolam Bukit Sebelah dikeringkan. dari kolam Belimbing, Sik. Namun kolam Belimbing tidak mampu untuk sepenuhnya mengisi kolam air Bukit Sebelah karena sumber airnya didistribusikan ke banyak orang di Kabupaten Sik.
"Ini menyebabkan air benar-benar dibuang ke kolam Bukit Sebelah," katanya.
Rofedi mengatakan, selain dipasok dari air rumah pompa Bukit Sebelah, daerah tersebut juga menerima air dari rumah Kampung Pam Banggol Saga.
"Tangki Samping yang menerima air dari Kolam Belimbing, termasuk dari pabrik baru Jeniang yang didukung oleh pasokan air dari rumah pompa Kampung Banggol Saga," katanya.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, Sada akan menaikkan tingkat air di tangki Bukit Sebelah ke level dua meter.
"Masalah ini akan berakhir bila jumlah air ditambahkan ke tingkat dua meter," katanya.
Menambah ke sana, masalah yang melibatkan rumah bertingkat tinggi memerlukan waktu untuk menyelesaikannya.
"Tapi masalah pasokan air yang melibatkan rumah di daerah dataran rendah seperti Bukit Sebelah telah diatasi," katanya.
Sementara itu, Muhammad Shofe mengatakan bahwa penduduk akan dapat menyalurkan informasi ke Sada jika terjadi kebocoran pipa.
"Di daerah Weng kita hanya memiliki lima pekerja pemeliharaan. Jadi kami berharap warga bisa memberikan informasi jika ada kebocoran pipa untuk segera dilakukan, "katanya.
Sebelumnya, Rofedi, staf Muhammad Shofe dan Sada mengunjungi daerah Kampung Tebing Tinggi Mukim di Kupang yang merupakan salah satu daerah persediaan air yang terkena dampak sejak 10 tahun yang lalu.
Selama periode tersebut, penduduk harus mengandalkan air yang dikirim oleh truk Sada dan beberapa lainnya menggunakan air sumur.
Namun, masalahnya diatasi saat Sada membuat distribusi baru termasuk memecahkan masalah teknis di dalam pipa.
Ketua Komite Pengembangan dan Keamanan Kampung Tebing Tinggi (JKKK) Abdul Razak Md Noh mengatakan bahwa pasokan air yang melibatkan 53 rumah telah pulih dalam empat hari terakhir.
"Alhamdulillah semua rumah di desa ini sudah pulih, termasuk di dataran tinggi. Kami sangat berterima kasih kepada Sada, yang bekerja keras untuk membantu.
"Hanya 15 rumah yang belum menerima air ledeng karena mereka tidak memiliki saluran pemilihan. Tapi masalahnya akan terselesaikan sesegera mungkin, "katanya.
Warga, seperti Ad, 37, mengatakan bahwa perasaannya lega ketika pasokan air pipa tidak terpengaruh seperti sebelumnya.
"Sudah waktunya menunggu Sada mengirim air, tapi sekarang airnya cukup cepat. Terima kasih Sada, "katanya.
Warga, Faridah Zakaria, 37, mengatakan bahwa dia bersyukur bisa menikmati persediaan air yang diolah.
"Sebelum saya dan keluarga menggunakan air tidak bersih, sulit untuk mendapatkan air bersih.
"Tapi sekarang Alhamdulillah bisa mendapatkan air bersih. Ada pesta atau ada kematian bahagia untuk diurus, "katanya.
(19459005]
0 comments:
Post a Comment