'Serbuk kopi ubah hidup saya'

Monday, October 30, 2017

'Serbuk kopi ubah hidup saya'

'Serbuk kopi ubah hidup saya'

PEMUDA memperoleh RM500 seminggu untuk bubuk 'orang tua' yang diproses sendiri.

Meskipun beberapa orang masih menganggap kopi adalah minuman orang tua, tidak pernah membuat seorang pemuda berusia 30 tahun yang malu untuk memperdagangkan bubuk kopi sebagai sumber penghidupan.

Mengakui sebagian besar pembeli yang terdiri dari warga lanjut usia, Muhd ​​Faizuha Teraus yang dapat ditemukan di Pasar Pagi Kuala Berang (Rollovers) setiap hari Rabu dan Sabtu bersyukur karena bisa menghasilkan omset penjualan RM500 seminggu.

Berbagi cerita, pedagang dari Jerteh, Besut mengatakan bahwa 'minuman minuman' telah mengubah hidupnya selama dua tahun terakhir karena dia tidak memiliki penghasilan tetap karena dia hanya bekerja di desa untuk mencari nafkah.

"Dua saudara kandung saya, Mohd Fainusi, 32, dan Mohd Fairul, 28, juga telah menjual bubuk kopi tapi di tempat yang berbeda karena kami telah membagi daerah tersebut. Saya bekerja di Kuala Berang, Rusila dan sekitar Kuala Terengganu tapi persediaan biji kopi biasanya dilakukan bersamaan.

"Biasanya, kita akan pergi ke Kuala Kangsar, Perak setidaknya dua minggu untuk mendapatkan 1.000 kilogram biji kopi goreng. Proses penggilingan biji kopi saya lakukan di tempat usaha sebelum di packing dan dijual ke pembeli yang juga pengunjung Turn It di Kuala Berang, "katanya.

Dua jenis bubuk kopi dijual

Muhd ​​Faizuha mengatakan bahwa biji kopi didasarkan pada dua jenis bubuk kopi kasar dan kasar, karena terutama ada pembeli yang berumur kurang dari bubuk kopi kasar. [19459]

Dia mengatakan bahwa harga per kilogram bubuk kopi adalah RM20. ["19459004]

" Namun, biasanya dijual dalam sebungkus gram seberat RM5 dan RM10.

"Kebanyakan pembeli adalah warga lanjut usia, tapi ada juga penggemar kopi yang terdiri dari kaum muda. Penjualan kopi bubuk merupakan sumber pendapatan utama saya sekarang, respon yang baik adalah membuat saya rela datang dari Jerteh untuk berdagang belokan ini, "katanya saat ditemui oleh Sinar Harian, di sini.

Tambahkan Muhd ​​Faizuha, meskipun dia mencari penghidupan, terkadang dia menerima pelecehan nakal yang menggoda orang muda yang menjual minuman 'orang tua' tapi dia tidak pernah menyakitinya tapi mengira dia hanya bercanda.

Dia menambahkan bahwa kopi sering dikaitkan dengan minuman orang tua akibat komunitas Melayu, terutama di desa favorit mereka dan juga melayani mereka namun sebenarnya mereka juga menikmati berbagai usia.

Dalam perkembangan terkait juga, Muhd ​​Faizuha menjual mocha dan cappucino dan biji kopi siap digoreng karena beberapa pelanggannya lebih suka memproduksi bubuk kopi mereka sendiri di rumah dengan meninju menggunakan mortir batu.

[1945906]
[1945906]
Artikel terkait yang harus Anda baca: [1945906]
[1945906]
]
www.sinarharian.com.my tidak bertanggung jawab atas pandangan dan pendapat yang diungkapkan melalui situs sosial ini. Ini adalah pandangan pribadi pemilik akun dan tidak mencerminkan pandangan dan klasemen kami.


sumber: sinarharian

0 comments:

Post a Comment